Wednesday, February 16, 2011

Siapakah (sebenarnya) kita?

Saya mau bertanya, siapakah kita? Terdengar seperti pertanyaan bodoh ya? Well apapun pemikiran anda tentang pertanyaan tersebut, pikirkanlah jawaban dari pertanyaan tersebut.. Many answer will appear, I guess..

Kita adalah ciptaan-Nya
Satu hal yang pasti yang paling hakiki dan tidak bisa dipungkiri bukan? Yap, kita diciptakan oleh Tuhan, memohon dan berdoa pun pada-Nya, dan kelak kembali pun hanya pada-Nya. Tuhan pun pasti memiliki tujuan kenapa kita harus menjadi seperti sekarang. Seperti yang orang-orang suka dan seperti yang orang-orang tidak suka. Tujuan dari penciptaan diri kita tentu hanya Tuhan yang tau, hanya Dia yang mampu menjawab. Pesan Tuhan, mungkin, hanya satu pada kita, " jaga dirimu baik-baik, Nak. Kau Ku cipta karena kau mampu berbuat sesuatu. "

Kita adalah diri kita
Hanya kita yang tau apa yang terbaik bagi diri kita. Hanya kita yang tau mau seperti apa kita ini. Tuhan hanya memberi jalan, kita yang memilih. Kita ini dibentuk dari partikel-partikel jiwa yang terbentuk menjadi partikel raga.partikel jiwa yang harus diisi, sekaligus partikel jiwa yang terkadang masuk ke dalam sebuah kotak yang dinamakan 'Lost Box' kotak yang merupakan bukti bahwa kita pernah sangat tersesat dan gak tau harus belok atau jalan terus. Setiap keputusan yang pernah dan sedang kita buat adalah keputusan kita, emosi kita, dan otak kita.. Ehmm mungkin boleh ditambahkan, nafsu kita. Entahlah, tapi jurus terbaik yang kita punya ketika kita masuk area 'Lost Box' adalah mengatakan "jalani aja.. Go with the flow.." terdengar sangat tersesat? Buat saya, itu pilihan. Will not be graded.

Kita adalah (sekaligus) milik lingkungan
Secara tidak langsung, kita ini sudah tanda tangan kontrak pada publik, "hey! I am yours, people!" jadi, figur publik bukan hanya milik artis atau orang terkenal semata, tapi kita juga. We are matter for our environment. Ya penting, untuk dijadikan gosip terbaru, penting untuk dijadikan olok-olok, dan penting bagi eksistensi mereka yang merupakan makhluk yang butuh tiang eksistensi. Peran kita di 'fase' ini memiliki dua sisi mata uang. Positif dan negatif. Kita (secara tidak langsung atau langsung) dituntut untuk selalu tampil sempurna, well at least baik lah. Gak ada yang mau terlihat jelek bukan? Tapi kembali lagi, people have their own thought. We can not control them. Lalu bagaimana? Sudah milik bersama, dituntut sempurna, tapi belum tentu mereka suka.. Saran saya, pilihlah salah satu sisi mata uang, positif atau negatif? Then, go on.


Kita adalah refleksi dari sebuah subjektivitas
Jika ada yang mengatakan bahwa kamu tidak pantas ada di dunia ini, atau kamu manusia tidak berguna, sekali lagi saya katakan, itu pilihan kamu, sekaligus pikiran mereka. Hasil dari emosi, hati, otak, dan (mungkin) nafsu mu dan subjektivitas mereka. Dunia kita ini sangat subjektif, kawan. Jangan paksa orang untuk mengikuti pikiranmu atau sikapmu, ingat : dunia sangat subjektif. Subjektif dan Egois itu sahabat baik. Dan itulah refleksi dunia kita sekarang.


Akan sangat lelah untuk berpikir kita ini siapa (sebenarnya) dan harus bagaimana.Subjektivitas ini adalah rangkuman dari pemikiran, sikap, dan takdir. Buat saya, pilihan itu ada dan akan selalu ada. Dunia yang subjektif dan penuh pilihan ini sikapilah dengan objektif dan fleksibel. Kita ini partikel jiwa yang tidak pernah akan puas. Kita adalah partikel raga yang tidak akan pernah sempurna. Gak suka? Itu pilihan kamu, aku, dan kita. Lalu, siapakah kamu, aku, dan kita? Itu urusan kamu, aku, dan bukan urusan kita.

Dipilih.. Dipilih... :)